“Dan hendaklah takut kepada Allah orang orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak anak keturunan yang lemah, yang mereka hawatir terhadap (kesejahtraan) mereka. Oleh karena itu hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka mngucapkan perkataan yang benar ( Q.Surat An_Nisa’ ayat 9 )
Agama Islam, memposisikan wanita di tempat yang bergengsi, dan posisi inilah yang berhak mereka peroleh sebagai manusia yang bermartabat. Posisi itu adalah Al- ummu wa robbatul bait (ibu dan manajer rumah tangga). Wanita muslimah dalam rumah tangga juga sebagai guru pertama dan guru paling utama dalam pembentukan karakter bagi putra putrinya sehingga wanita muslimah wajib menjaga kehormatan diri dan imannya, agar mampu memberikan teladan bagi putra putrinya, jangan sampai anak bangun tidur ibunya sudah tiada karena berangkat kerja, dan ibu datang kerumah di saat anak-anaknya sudah dalam keadaan tidur semuanya. Di sini jelas perlu pembagian tugas yang jelas mana peran ibu dan mana pula peran seorang ayah, jika tidak maka anaklah yang akan menjadi korbannya.
Sabda Nabi Muhammad saw: Barang siapa yang telah mendapatkn karunia anak dari Allah, ia berkewajiban mengajar dan mendidiknya, Sesungguhnya bagi yang mengajar dan mendidiknya maka Allah akan memberikan syafa’at kepadanya. Dan barang siapa yang meninggalkannya dalam kondisi bodoh maka segala dosa perbuatannya akan kembali kepada orang tuanya ( Al Hadits)
Firman Allah di atas menggambarkan bahwa kebanyakan orang tua terutama kaum ibu selalu merasa kuatir putra putrinya ditinggal mati dalam keadaan lemah ekonominya, dan amat jarang orang tua yang merasa kuatir putra-putrinya ditinggal dalam kondisi lemah imannya. Kondisi ini sangat wajar karena apa yang ada dalam benak orang tua terhadap masa depan anak sangat erat hungannya dengan tingkat keimanan, kecerdasan spiritual seseorang. Bagi orang tua bijak dan shalihah yang sudah mantap iman dan taqwanya kepada Allah tentu akan lebih kuatir apabila anak lemah imannya dari pada lemah dalam urusan yang lain, sebab iman merupakan pondasi hidup, sedangkan ekonomi merupakan kebutuhan hidup yang bisa diusahakan kapan saja, jika iman sebagai pondasi itu benar benar sudah kuat dan mantap, pasti akan tumbuh dalam jiwa bahwa urusan rizqi anak keturunan sudah di jamin Allah, kita cukup pasrah sepenuhnya dan tawakkal kepada Nya setelah membekali kepribadian mereka dengan iman, ilmu pengetahuan dan keterampilan yang cukup memadahi.
Di akhir ayat Allah menjelaskan hendaklah mereka mengucapkan dengan perkataan yang benar . Perasaan kuatir akan kesejahtraan anak seperti pada ayat di atas memang manusiawi, sehingga yang sering muncul pertanyaan dalam benak orang tua apa yang akan di makan anak saya setelah aku mati?, bukan pertanyaan apa yang akan disembah oleh anak saya setelah aku mati? Akibatnya banyak generasi anak yang menyembah dan mendewakan harta menjadi segalanya, bahkan ada yang menyembah jabatan sebagai Tuhan, ada yang menjilat atasan seolah dia yang memberinya rizqi sehingga bisa makan ? lalu hak-hak Allah terabaikan karena takut pada perintah kedinasan. Jika anak di bekali dengan iman dan ilmu agama yang memadai, mereka akan selalu sadar sebagai hamba Allah dan segala urusan hidupnya sudah merasa di jamin oleh Allah pula, karena Allah telah banyak memberikan penjelasan dalam Al-qur an serta beberapa ibrah berupa ayat ayat kauniah dalam kehidupan kita se hari-hari, terbukti se ekor ulat yang berada dalam batu masih bisa hidup serta masih bisa makan, kenapa manusia yang diberi akal fikiran sebagai mahluk yang paling sempurna, dan mahluk paling mulia justru takut mati kelaparan? Cecak itu tidak memiliki sayap sedangkan nyamuk yang harus ia makan memiliki sayap, tetpi mengapa justru nyamuklah yang datang ke depan jangkauan mulut cecak? Subhanallah !!!
Dalam kitab tanqihul qaul di jelaskan bahwa anak merupakan amanah langsung dari Allah swt, urusan rizqi semuanya telah di jamin asal mau mengikuti aturan dan mau bertaqwa kepadaNya, orang tua hanya berkewajiban mendidik putra putrinya dengan akhlak yang baik dan ilmu pengetahuan, terutama ilmu agama yang memadai, sebab jika mereka minim ilmu pengetahuan agama sehingga ia tidak mengerti hal najis dan suci , benar dan salah , mana yang halal serta mana yang haram, menurut standar aturan agama Islam yang akhirnya berdampak kepada semua perbuatan ibadahnya salah, akibat kurang paham akan tata cara, rukun dan semua persyaratannya, atau mereka malah terperosok pada berbagai perbuatan dosa , maka seluruh dosa anak tersebut sepenuhnya menjadi beban dan tanggung jawab orang tua kelak dihadapan Allah swt.
Mengapa orang tua sejak dini harus prioritaskan pengetahuan agama bagi anak?, bukankah ilmu yang lain juga ilmu allah ? Betul semua ilmu adalah milik Allah akan tetapi ilmu agama merupakan sumber petunjuk dan sumber hidayah Allah. Apaun alasannya orang tua tetap berkewajiban membekali anak dengan pengetahuan agama. Amat dikuatirkan jika ilmu pengetahuan yang lain sudah bagus, sementara ilmu agama masih kurang mendalam akan berakibat bertambah ilmu dalam diri anak tidak di ikuti dengan bertambahnya hidayah dari Allah swt, hal ini justru akan menjadi semakin jauh dari rahmat Allah. Man izdaada ilman walam yazdad hudan lam yazdat minallahi illa bu’dan artinya : Barang siapa yang bertambah ilmunya akan tetapi tidak bertambah hidayahnya, maka sesungguhnya ia tidak ada tambahan suatu apapun melinkan semakin jauh dari allah ( naudzu billah)
Orang tua yang ahli ibadah sekalipun bahkan ia sudah haji memenuhi seluruh Rukun Islamnya, juga sudah membiayai seluruh biaya pendidikan putra putrinya sampai sukses meraih gelar sarjana, akan tetapi jika putra putrinya masih minim ilmu pengetahuan agama akibat kelalaian orang tua, sehingga tidak mengerti hukum halal-haram atau bahkan ia tidak taat menjalankan syariat agama islam, maka orang tua tersebut di akhirat kelak akan menjadi tergugat pula akibat perbuatan putra putrinya.
Orang tua yang bijak digambarkan oleh wasiat wasiat Luqman al-hakim kepada putra-putranya telah di jelaskan dalam Al-qur an surat Luqman ayat 12 – 19 . Semoga kita senantiasa dalam lindunganNya, serta seluruh putra putri kita ditakdirkan menjadi shalih dan shalihah. amin
Baca Juga :
Tips Agar Anak Rajin Shalat